2 tahun setengah sudah ana mengikuti liQo rutin seminggu sekali, 2 kali pergantian murabbi. Sebelumnya ana 2 tahun menjadi anggota rohis SMA N 8 SIAK,dari kelas 2 sampai kelas 3 SMA.
Sebelum ana ikut rohis sekolah, ana adalah orang yang hidup dalam dunia tanpa aturan, tidak sholat, tidak mengaji, padahal ana bisa mengaji karena seingat ana dari kelas 3 SD sudah rutin ikut mengaji di musholah bahkan untuk pergi mengaji ana di antar oleh mama kadang juga diantar sama bapak, berjilbab saat sekolah saja pulang sekolah jilbab langsung di lepas, dimana ada hiburan ana selalu hadir,hidup bebas pulang sekolah langsung jalan pulang magrib,tiada hari tanpa omelan dari mama,karena mama sudah lelah tuk menasehati ana,tiap sehabis jalan sampai rumah mama pasti langsung mengintrogasi layak nya seorang polisi,satupun tidak ada yang ana jawab,ana hanya bilang “kenapa sich tanya-tanya, saya sudah besar jadi terserah mau kemana ke yang pentingkan saya pulang........” bahkan tak jarang ana membuat mama menangis.
Sebenarnya semua terjadi berawal dari bapak 3 bulan masuk penjara karena di fitnah,kakak bercerai dengan suaminya,lalu menikah lagi 3 bulan setelah menikah kakak pun di panggil oleh sang pencipta dengan meninggal kan 1 anak dari suami yang pertama waktu itu umurnya 2 tahun,selalu dapat cemoohan dari teman-teman,bahkan dijauhi oleh keluarga sendiri,sakit rasanya hati ini,kecewa,rumah serasa padang yang tandus bagi ana,itulah sebab ana tidak betah di rumah,saat itu ana memang tidak tahu lagi harus bagaimana,bahkan ana tidak mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk,yang terfikir saat itu adalah yang penting ana happy,meskipun hanya sekejap setelah pulang kerumah pasti ingat lagi degan masalah yang ada.
Hingga tiba masanya Allah menegur dengan keras,terjadi sesuatu dengan ana yang hingga kini menjadi kenangan terburuk sekali,akibat ana masuk ke dalam dunia gelap dan jurang kenistaan,saat ana tersadar langit terasa gelap sekali,hidup pun terasa sempit,ingin rasanya menghilangkan nyawa ini,saat itu juga ana di jauhi oleh teman yang selama ini menjadi sahabat,bahkan ucapannya lebih ana dengar dari ucapan mama,tinggal lah ana sendiri tanpa teman yang memberi dukungan,ana merasa telah kehilangan semangat hidup,waktu jam istirahat ada seseorang menghampiri ana dan bertanya,”kenapa? Ko jam istirahat di kelas saja,g’ keluar?”....”tidak apa2” hanya itu jawaban ana,lalu ia bilang kalau hari jum’at jam 13.00 ada rohis di mushola sekolah,kalau mau ikut datang saja. Ana belum tahu apa itu rohis, karena di rumah juga ana tidak tahu harus melakukan apa,ana pun memberanikan diri untuk ikut,dan mengenalkan diri di depan teman2 dan di depan guru pembimbing itulah sebutan ana kepada kaka mentoring pada waktu itu,temen-teman pun menyambut dengan hangat,waktu itu materi nya tentang petinju legendaris yang beraga islam yaitu Muhammad ali namanya.
Ana pun merasakan kehangatan selama berada di antara mereka,setelah acara selesai ana pulang jalan kaki dengan salah satu teman di rohis,sepanjang jalan ana banyak bertanya dengan nya mengenai rohis,rohis adalah rohai islam,dalam rohis bukan haya kita mendengarkan ceramah,tapi ada banyak kegiatan lain seperti,diskusi,curhat,masak bareng,rihlah,out bond,dll. Ana pun semakin tertarik untuk ikut.
Kini ana termasuk yang paling rajin ikut rohis selama di sekolah ana tidak pernah absen dalam acara rohis maupun kegiatan lainnya,ana sudah mulai sholat meskipun bolong-bolong,mengaji dan mengenakan jilbab,mulai kembali dekat dengan keluarga,banyak teman,tapi teman yang sekarang tentunya yang positif,mulai lah kembali semangat hidup tuk jalani semuanya,hingga tiba waktu kelulusan,setelah lulus,berpisah lah semua anggota rohis,hingga kini belum ada jumpa dengan beberapa yag lain karena baru satu yang ana tahu kini talah menikah. Terakhir berkumpul saat menjelang keluarnya nomor kelulusan,ada yang bilang mau kuliah di yogyakarta,di jakarta,di unri,dan ada yang bilang tidak lanjut kuliah,sedang ana waktu itu bilang,ana istirahat dulu lah,tahun depan baru lanjut kuliah,dan menikah setelah S1,semoga dapat suami seorang ustad agar bisa membimbing hidup ana lebih baik lagi,dan punya mertua yang jauh dari RIAU ini,jadi kalau mau jumpa mertua harus mudik seperti yang di TV,kalau mau lebaran kan orang-orang pada mudik,ana pengen mengalami hal itu,agar tak riau lagi riau lagi.
Keinginan ana tak sama dengan keinginan orang tua,beliau ingin ana kuliah tahun ini juga,ana sempat nego dengan orang tua kalau ana masuk pesantren saja gimana.? Karena kakak ipar ana lulusan pesantren,kakak ipar menyarankan agar ana pesantren di aceh saja,dengan syarat 5 tahun baru pulang ke riau,tapi mama tak setuju,akhirnya ana turuti keinginan mama tuk kuliah kebidanan,ana pun pergi ke pekanbaru berdua dengan teman,kami sama sekali belum pernah ke pekanbaru,hanya modal alamat paman kami nekat sampai pekan baru ternyata paman sudah pindah tugas,untung ada tetangganya yang baik menawarkan agar kami tinggal dulu di rumahnya untuk sementara waktu,hari itu juga kami daftar di POLTEKES NEGRI pekanbaru,selama sebulan ana tinggal di pekanbaru karena menjalani 5 tes,tes administrasi sukses,diikuti tes tulis juga berhasil,tes kesehatan fisik juga ok,tes yang ke empat psikotes,ana gugur,ana tak kecewa,besoknya ana pulang ke paket dan menceritakan semuanya,orang tua pun memehaminya.
Ana nganggur di rumah,dan minta tolong di carikan pekerjaan sama teman,yaitu kerja di sebuah toko elektronik dan furniture toko Global,selama 2 minggu ana kerja di toko orang cina,sebelumnya ana pernah dikenalkan dengan kepala sekolah rumah cinta oleh mba siti,namun belum ada tanggapan,waktu mau masuk global ana sempat telefon bu ros,menanyakan kesempatan kerja di rumah cinta namun beliau bilang belum ada lowongan lagi,jadi dengan terpaksa mau tak mau harus kerja di global dari pada tak kerja.
Selama di global ana merasa sedih sekali karena aturan di sana tidak boleh pakai jilbab terlalu besar,tak boleh pakai yang lebar-lebar,bahkan waktu sholat pun di batasi,kalau banyak pembeli sholatnya harus tunda dulu,itu yang buat ana sedih tambah lagi selama ana di global ana sering berantem dengan sesama karyawan,2 minggu saja rasanya sudah setahun,itulah karena tidak betah nya di global. Pada malam hari ana sholat dan berdo’a sama Allah,memohon dengan bercucuran air mata berikan ana pekerjaan yang layak, dan yang mendekatkan ana dengan Mu ya Allah,ke esokan paginya datang seseorang memberitahu kalau ana di suruh kerja di rumah cinta,hati ini terang dalam sekejap,anapun langsung minta berhenti hari itu juga,tak peduli apa katanya,ana pun dapat uang Rp.200.000 sebagai upah selama ana kerja di global,hari jum’at ana ke rumah cinta,hari sabtu ana langsung kerja.
Satu bulan ana kerja di rumah cinta,ana langsung di suruh ikut liQo bersama teman-teman,awal nya ana malu dan ragu-ragu,tapi ana optimis pasti ini akan sangat membahagiakan hati ana,benar saja suasana yang dulu ana rasakan sewaktu rohis kini kembali lagi bahkan lebih hangat dan di liqo ini ana menemukan sebuah kedamaian yang belum pernah ana temukan di manapun,ada seorang murrabbi yang kasih nya sama seperti ibu kandung sendiri,ada teman-teman yang perhatiannya seperti saudara kandung,setiap kali liqo pasti saja ada pelajaran baru yang dapat di jadikan contoh dan menjadi pola fikir yang positif dalam menjalai kehidupan untuk kedepannya,banyak ilmu yang sudah di beri oleh murabbi kepada kami khususnya ana yang masih belajar hidup dengan ala wanita sholeha,tiada masalah yang tidak di selesaikan dalam khalaqoh,kehangatan dalam berdiskusi,kedamaian dalam curhat,kebahagiaan dalam rihlah,semua ana jalani bersama teman-teman seiman yang di rahmati oleh Allah,sangat merugi rasanya jika sekali saja tidak hadir dalam liqo.
Setelah beberapa bulan ana liqo ternyata ada pergantian murobbi,awalnya memang sedih kenapa harus ganti? Tapi murobbi bilang kita tidak boleh membeda-bedakan orang,sekalipun murabbi nya telah ganti tapi yang disampaikan akan sama,meskipun raga kita berpisah namun hati kita akan selalu berpadu,setiap murabbi adalah ibu kita,meskipun berbeda namun tujuannya sama. Mendengar ucapannya yang begitu sejuk dihati, timbul keyakinan yang penting kita serius dalam mencari ilmu,jangan pandang yang menyampaikan tapi dengarlah apa yang di sampaikan.
Minggu pertama dengan murabbi yang baru,tidak jauh berbeda,gantinya murrabbi tidak menghilangkan kehangatan dan kedamaian yang slama ini ana sudah rasakan,kata-katanya selalu menjadi penyemangat hidup ana,keputusannya selalu menyejukkan hati dan menenangkan jiwa,kini selama ana ikut liqo sudah banyak terjadi perubahan dalam diri ini,”liQo is charge keimanan” . keimanan manusia bagai sungai,ada pasang ada surut ataupun seperti batrai Hp yang sewaktu-waktu harus di cas agar Hpnya bisa hidup kembali setelah melemah,begitupun dengan keimanan yang kita sadari kapan saat ia melemah maka cepat-cepat kita cas dengan khalaqoh,ana cukup merasakan saat libur lebaran maka libur pula liqo nya,betapa gersangnya hati ini tanpa siraman rohani dari murobbi,bagi ana liqo adalah yang utama dari kegiatan apapun.
Murabbi adalah seorang ibu,ustadzah,sahabat dan segala-galanya bagi ana,apapun yang terjadi pada ana,ana ingin murabbi mengetahui nya,meskipun hal yang sangat menyakitkan bagi ana,kini ana bahagia dengan kehidupan ana yang sekarang,rutin liqo,banyak teman yang baik-baik hatinya,apalagi dapat dukungan penuh dari suami untuk terus liqo,tambah lagi kebahagiaan ana kini ana hamil 2 bulan setengah,ana yakin semua ini adalah salah satu rencana indah Allah untuk keluarga ana,terimakasih ya Allah karena Engkau telah memberikan hidayah dan rahmat untuk ana sehingga kini ana menemukan sebuah kebahagiaan hidup,dan semoga kebahagiaan ini membawa kami menuju jannahMu,amin.insyaAllah.
By ( Susi Susanti, Bungaraya )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar