CAHAYA ALLAH ITU BEGITU DEKAT
Kutemukan cahaya itu…
Akankah aku bisa merangkul dan memeluknya…
Sepenuh hatiku…
Perlahan kubuka sebuah buku pelajaran SD. Sekilas tampilan luarnya tidak begitu menarik, setelah kubalik lembar demi lembar, waw..penuh dengan kreativitas dan daya imajinasi yang tinggi sekaligus didasari dengan nilai keislaman yang dalam. Tentu saja hal itu semakin mendorongku untuk membaca biografi penulisnya, sebuah tulisan yang begitu berbeda dari tulisan di buku-buku pelajaran yang biasa. Struktur bahasanya tidak kaku dan “fun”, “Inilah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak”, pikirku…Setelah kulihat biografi penulisnya, ternyata penulisnya adalah seorang akhwat, dengan raut muka yang teduh dan bersahaja. Terbayang dalam pikiranku, seandainya aku bisa mengenal dan lebih dekat dengannya…hmm..entah kenapa, dia begitu mengusik pikiranku seharian itu. Dia mengajar di sebuah SD unggulan Islam di siak. Diam-diam aku berdoa semoga aku dipertemukan dengannya. Tapi, sempat terlintas dalam pikiranku,”memangnya siapa dia, ahh..bodo amat, aku kan tidak mengenalnya, kenapa aku memikirkannya”, akan tetapi setiap terpikir hal demikian, wajahnya semakin kuat hadir dalam imajinasiku.
Hari itu, aku diterima mengajar di SD yang sama dengan akhwat tersebut. Ada 2 kegembiraan saat itu yang aku rasakan, diterima mengajar, dan…aha..aku bisa bertemu dengan akhwat itu tiap hari. Sekali lagi aku berpikir, kenapa aku begitu berharap bertemu dengannya, “ah sudahlah…pikiranku ini selalu mengada-ngada”, pikirku.
Aku mulai berinteraksi dengan guru-guru disana. Ada banyak karakter unik yang aku temukan pada guru-guru tersebut yang rata-rata memiliki potensi yang dapat dibanggakan. Tetapi diantara semuanya, aku melihat ada 2 guru wanita yang berbeda dari yang lain. Ketika para guru wanita selalu sibuk dengan gosip terbarunya, aku melihat ada 2 guru wanita yang tidak ikut menyelam dalam “lingkaran maksiat” itu, ketika mereka begitu bersemangat mengumbar aib saudaranya sesama guru, lagi-lagi aku melihat 2 guru wanita itu yang tidak ikut dalam “jamuan maksiat” tersebut. Ada dua kesamaan yang aku lihat pada keduanya, Kedua wanita itu sama-sama akhwat tarbiyah. Apakah tarbiyah yang membuat mereka menjadi seperti itu, entahlah..tapi ada beberapa akhwat tarbiyah yang juga larut dalam perbuatan maksiat itu. Siapakah kedua akhwat itu? Yupz..salah satunya dia, akhwat yang sudah mengusik pikiranku. Diam-diam aku selalu memperhatikan gerak-geriknya. Meskipun dari kejauhan, kelopak mata ini tidak lelah memandangnya. Aku mulai mengenalnya dan berinteraksi dengannya.
Semakin hari aku semakin mengenalnya dan dekat dengannya. Tidak ada yang bisa kuucapkan selain “Subhanallah”…terhadap pribadinya yang begitu menggetarkan. Dia memiliki begitu banyak potensi yang jarang dimiliki oleh seorang akhwat. Bukan kepadatan potensinya itu yang membuat dia berbeda dari akhwat yang lain, tetapi ada sifatnya yang “unik” yang membuat dia begitu istimewa,, dia begitu peduli dan gemar bersilahturrahmi.
Apakah tarbiyah yang membuatnya menjadi seperti itu? Entahlah..Suatu hari aku memutuskan untuk menjadi mutarabbinya. Aku dengar dia tengah mengumpulkan mutarabbi-mutarabbi untuk ikut duduk bersama di “lingkaran cinta”nya. Lingkaran cinta..kata yang selalu hadir dalam smsnya ketika beberapa anggota liqa’ kami selalu beralasan untuk tidak hadir dalam “pertemuan rahmat “tersebut.
Mungkin tidaklah berlebihan jika aku lukiskan, setiap kali dia berkata, mengeluarkan “mutiara” yang selalu menjadi penyejuk hati dan pikiran, ucapannya yang dalam mampu “menghipnosis” pikiran bawah sadar seseorang untuk kembali ke jalanNya, kata-kata “magnetik”nya yang dahsyat mampu mengguncang setiap hati dan pikiran yang dilanda kegelisahan, kepeduliannya terhadap sesama saudara yang selalu ditimpa kesulitan seakan “memukul” setiap nafs yang selalu hitung-hitungan dalam urusan muamalah, kepekaannya dalam sosial dan kecekatannya dalam berpikir dan bertindak membuat ia selalu diamanahi tugas-tugas penting yang cukup berat di sekolah terutama dalam da’wah, walaupun bagitu padat aktivitas dakwahnya, ia masih meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an, hafalan Qur’annya melebihi 2 Juz, setiap pagi ia memulai aktivitasnya dengan sholat dhuha dan membaca Al-Qur’an, ia selalu menjadi ladang curhat dan penawar hati serta pikiran siapa saja yang datang kepadanya dengan berbagai beban pikiran, dan….banyak lagi keistimewaannya yang membuat ia menjadi “Primadona di hadapan Allah dan manusia” yang tidak bisa aku lukiskan satu persatu…Subhanallah…Sering aku mendengar ucapan dari mulut mungilnya yang manis “dakwah adalah nafas dan ruh saya.. Allahlah tujuan utama saya.. memenuhi panggilan Allah adalah Azzam yang selalu tertanam kuat dalam diri saya..” Aku pikir tidaklah berlebihan ketika kepala sekolah kami “melabelinya” dengan sebutan “professor” kepadanya…
Semua yang aku torehkan dalam tulisan ini adalah benar-benar yang aku lihat, dengarkan, alami dalam kehidupanku, darinya aku belajar banyak hal, begitu banyak.. begitu menginspirasiku.. sehingga begitu banyak perubahan yang terasa pada diriku setelah aku mengenalnya. Aku yang dulunya begitu pemalu dan sangat tidak percaya diri dan kaku, setelah mengenal dan berinteraksi dengannya, perlahan berusaha mengoptimalkan sedikit demi sedikit otak kananku untuk belajar berkreativitas, bercerita, berimajinasi, belajar menerima “amanah” yang dulunya tidak pernah kulakukan selama hidupku, mengenal lingkungan, dan…yang pasti mulai menapaki jalan Allah meski belum begitu optimal, tapi perubahan ini sangat terasa olehku, mungkin inilah “energi” yang disalurkan olehnya, dan yang pasti aku tidaklah bermaksud untuk mengagung-agungkan seseorang, sama sekali tidak…tetapi semuanya hadir secara spontan dan mengalir begitu saja karena aku saksikan langsung dalam hidupku. Mudah-mudahan “sosok penuh kharisma” ini mampu memenuhi jiwa-jiwa kita yang terkadang merasa berat untuk melangkah dan memperbaiki diri. Allah benar-benar sudah memperlihatkan kebesaranNya…dia selalu hadir di sekitar kita terutama disaat kita semua butuh pertolongan, disaat teman yang lain tidak peduli, dia selalu datang dengan tangan terbuka, memberikan apa yang ia mampu walaupun ia juga memiliki kemampuan terbatas dari segi materi.
Sekarang aku menemukan jawaban yang dulunya cukup mengusik pikiranku. Seseorang yang secara totalitas menjalankan amanah Allah mampu mengguncang hati dan pikiran manusia untuk berusaha dekat dengan Allah…dan…mungkin inilah “produk tarbiyah” yang diharapkan Allah…(Wallahu ‘alam) semuanya mengingatkan kita pada petikan ayat yang kira-kira maknanya …”dan jika kita bersungguh-sungguh di jalan Allah, maka akan Allah tunjukkan bagi kita jalanNya….” Cahaya itu bernama…………………Cahaya itu ada di sekitar kita…begitu nyata… Terima kasih Rabb.., sudah menghadirkan “cinta” yang selalu menginspirasiku…Semoga kita dapat “menangkap pesan” dari Allah ini dan mudah-mudahan kita diberi kekuatan untuk selalu Istiqomah…Amin ya Allah…(ungkapan dan kesaksian langsung dari seorang yang Allah izinkan untuk belajar dan terus belajar…)
By Wan Yuli Fitriati
Penulis adalah seorang guru Sains di SD Sains Tahfizh Islamic Center. Seorang putri siak asli yang selalu semangat dalam belajar. Selain mengajar Ukhti Yuli juga menjadi Mentor untuk pembinaan adik-adik di Panti As Shidiqiyah Siak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar