AMAIZING DOA ROBITHAH
2005 (awal semester dua)
Jumat ini kok begitu terik ya,…entah kenapa rasanya ingin pergi saja keacara KEPUTRIAN yang diumumkan kepada kami sore itu oleh ibu jawaher (guru agama) sebelum pulang sekolah. …”Malah susuh lagi nyari angkot” (keluh ku) setelah 15 menit menunggu akhirnya angkot pun tiba.
…..
Ketika memasuki aula acara, Suasana masih biasa saja, ada kakak rohis senior yang membuka acara dan kakak-kakak yang bukan siswi SMA ternyat mereka tentor diacara ini dan acara dilanjutkan dengan tilawah. ….tak begitu memperhatikan acara pada saat itu…dan akhirnya waktupun berakhir dan acara penutup di tutup dengan do’a robithoh….
Saat do’a dibacakan oleh seorang kakak mentor, tiba-tiba hati ini tergetar dan terenyuh. Rasanya seperti ada kekuatan gaib yang membawa saya dan hati ini mengatakan “aku harus berada dijalan ini”……
Setelah acara itu selesai aku termenung dan bengong.. kenapa tadi ya..!?!?!. berlalu begitu saja… hingga jumat berikutnya, aku tetap menghadiri acaranya. Setiap pada suasana seperti itu aku merasa tenang dan tentram ada gejolak yang muncul yang berubah menjadi sebuah kethawadhu’an dan kepatuhan, ketaatan kepada ALLAH. Waktu itu acara masih dalam bentuk ta’lim. Ada games dalam setiap acara keputrian entah kenapa aku slalu bisa mendapatkan hadiah (doorprice), hingga “Open Rekrutment” untuk liqo’ dan aku salah satu orang yang terdaftar.
Hari minggu bertempat dirumah Mbk Mitha di KPR 1 kami mengadakanruja’ party untuk menyemangti hari pertama liqo’-an . Waktu itu aku paling junior di antara 15 orang teman –teman liqo’-an. minggu demi minggu liqo pun berjalan… aku selalu hadir dan paling aktif bertanya ya…… tentu saja latar belakang keluarga ku bukanlah dari orang yang paham agama so…… perubahan sedikit demi sedikit terjadi pada ku …….
“ AN-NUR :30-31 & AL –AHZAB :59 “ menguatkanku untuk pakai jilbab tadinya agak ragu-ragu hingga akhir tahun 2005 aku sudah menggunakan pakaian taqwa (Insyaallah). Semoga Allah selalu menjaga dan menguatkan untuk menjaga kehormatan diri sampai ajal menjelang dengan khusnul khotimah. Perjuangan untuk menggunakan pakaian taqwa tidaklah maudah bagiku penuh perjuangan juga….tapi Alhamdulillah Mbak Mitha selalu menguatkan aku, dengan memceritakan kisah-kisahnya sewaktu sekolah dulu bagaimana mempertahankan untuk memakai jilbab sementara penggunaan jilbab masih dilarang dan belum banyak orang yang memakai jilbab sewaktu beliau sekolah dulu. Mbak Mitha becerita “waktu olah raga hanya siswi menggunakan training pendek pada saat itu, mbk berusaha agar diijinkan pakai baju olah raga panjang namun itu sulit walau terkadang sering ngebolos saat olah raga…tapi itulah salah satu perjuangan yang mbak lakukan dan akhirnya nilia olah raga mbak merah.. tak hanya pakaian olah raga seragam sekolah juga belum panjang untuk mengatasi agar tetep tutup aurat mbak menggunakan kaos kaki panjang. Tak jarang menjadi bahan tertawaan temen-temen. Seperti pemain bola kehilangan lapangan….” (Mbak Mitha dengan penuh semagat dan keyakinan menceritakan hal ini hingga aku tetap teguh dengan pendirianku).
…..
Untuk refleksi kita semua mungkin seusia remaja kita pada saat itu dimana trend menjadi sesuatu yang harus diikuti bagi anak-anak yang mengatakan dirinya “gaul” jika tidak dibilang kuper dan Jadul (Jaman dulu)…tak jauh berbeda pada saat ini…. Bisakah kita bertahan seperti ”Mbak Mitha - Mbak Mitha” lainya yang berusaha istiqomah dengan pakaian taqwanya????? pada saat itu dan hari ini…. Ada dua kemungkinan jawaban untuk kita, pertama kita tetap istiqomah, kedua mundur…dan berbalik menjadi anak-anak yang mengatakan dirinya “gaul”.
Hanya satu ungkapan yang tersirat pada saat itu “jika Allah ridho saya suka, jika Allah benci saya tidak suka” itulah komitmenku…
2006 Akhir (jelang ujian nasional)
Kala adiwal bulan April
… semua siswa kelas tiga SMA I tualang sibuk dengan cermin dan bedak bagi anak putri. Aku heran karna gak ada pengumuman kalau hari ini ada foto untuk ijazah. Sebelumnya sudah ada pemberitahuan hanya saja tidak tahu kapan pelaksanaannya, ternyata hari ini… agak deg–degan karena pembicaraan sebelumnya dengan walas (walikelas) dan pengumuman dari kepala sekolah kepada walas semua siswi foto harus tampak telinga …….! Dalam hati “ada apa dengan telinga ya …..?!!”
Rasa cemas itu semakin kuat ketika anak IPS putri yang pakai jilbab, berfoto dengan melepaskan jilbab
Dengan wajah cemas Aku berlari keruang kepala sekolah …… ternyata kepala sekolah tidak ada ….. aku bertanya kepada Pembina OSIS, Pak Su “Pak kepala sekolah ada rapat di UPTD”. “Pak Su boleh ya …… foto pakai jilbab ! (Wajah penuh harapan )”pintaku. “tidak jawab pak su !”
Aku temui wakil kepala sekolah bagian kurikulum, bapak ini biasanya bisa diajak kompromii nih ….! (Mudah –mudahan jawabku dalam hati). Aku bertanya “Pak emang harus buka jilbab foto nya ?!” untuk apa?.. “Supaya nampak telinga nya” kata Pak Jo.. mendengar jawaban itu aku agak geli dengan jawaban yang menurut ku bukan alasan logis.. kok begitu pak kenapa??. “agar tau punya telinga atau tidak kata Pak Jo” yang tidak bias meyakinkanku dengan alasannya.. lantas aku sampaikan sampaikan pak ! buka jilbab itu artinya kita menampakan aurat….. coba bapak buka qur ‘an surah An –nur ayat 31 dan Al –Ahzab 59 di sana di jelas kan tentang menutup aurat itu wajib !! (dengan penuh keyakinan dan semangat yang berapi-api )!! tolonglah pak untuk mengerti!! ….. saya siap dengan resiko apapun !!
“ gimana lagi ini udah aturan dinas ?”…… kata Pak Jo. “Coba bapak lihat gimana dengan anak pesantren ,di sekolah islam lainnya mereka tidak buka jilbab foto nya …..(suara lirih)” kataku.
Pak Jo “mereka buka juga”!.. “siap bilang ?! “kataku. “cobalah bapak liat ? sambungku .....”pokok nya tetap buka jilbab” tegas Pak Jo.
Aku berusahah tetap melobi.. “pak tolong telpon bapak kepala sekolah bagaimana pendapat beliau..” setelah bernegosiasi cukup a lot dan tak ada keputusan …… aku pun semakin pasrah dan terus berharab kalau ada solusi nya dan aku yakin Allah maha pemberi solusi terbaik.
Teman –teman muslimah yang sekolahnya pakai jilbab saat itu dengan kerelaan difoto tanpa jilbab mereka pasrah dan tidak berani untuk mengambil resiko karena mereka ditahun akhir. Semakin sedih rasa nya pada saat itu aku dan Iis hanya pasrah …….
Dzuhur pun tiba ….. untuk menghilangkan kegundahan hati ini aku pun sholat dzuhur dan tidak hentinnya memohon agar terjadi perubahan ………….!
Dan akhirnya Allah mengarahkan petunjuk ke kakak mentor keputrian lantas …..setelah sholat aku menemui iis . “Is yok kita ketempat mbak lina di TK AITI ?.. di bonceng iis kami ke TK AITI tinggal 5 orang lagi yang belum di foto kami berdua di tambah 3 teman lagi yang hati nya masih ragu buka gak tau tidak jilbabnya. Sampai di TK AITI Mbak lina gak ada, kami sedih ….. Alhamdulillah ketemu dengan Kak Masda.. dan Kak Masda bertanya “ada apa dek !”. Jawab kami “begini kak ….. (di ceritakan semunya ! )”. “Oh….itu gak masalah dek kita buat saja surat perjanjian dan katakana saja kita siap bertanggungjawab dan menerima resiko apapun yang terjadi nanti.” Kata Kak Masda dengan semangat dan menguatkan kami. Mendengar penjelasan dari kak Masda hati menjani tanang dan kuat untuk berjuang di sekolah. Akhirnya kami pun kembali.. dan sebelum berangkat kami berpesan pada Kak Masda tolong disampaikan keteman-teman kakak yang lain utuk mencari solusi terbaik lainnya.
Setibanya disekolah, selang waktu 10 menit.. kami mengulur waktu dan melakukan negosiasi lagi, sedang bernegosiasi ada telpon dari kepala sekolah informasinya kami diijinkan untuk berfoto tetap pakai jilbab akhirnya…..ALLHAMDULUILLAH YA RABB……..tak tersa air mata pun jatuh membasahim pipi…aku dan teman-teman 5 orang yang tersisa berpoto pakai jilbab….
Berita gembira itu aku sampaikan ke kakak-kakak mentor dan mereka bersyukur atas kemudahan dari allah swt. Mbk Lina cerita kalau hal itu terjadi karena ada umahat anggota dewan pada saat itu dari PKS menghubungi dinas pendidikan dan menayakan hal itu…. dengan proses yang terstruktu hingga dinas pendidikan menghubungi kacap dinas pendidikan perawang yang isinya diizinkannya berfoto ijazah boleh pakai jilbab bagi yang muslimah, Kacap Dinas Pendidikan Perawang menghubungi kepala sekolah SMA I Tualang Perawang dan akhirnya izin itu sampai kesekolah…. Kami pun berhasil berfoto dengan mempertahankan kehormatan kami… makasih ya Rabb…
Akhirnya….hingga kini tak ada lagi yang menghalangi siswi SMA I Tualang yang berfoto untuk ijazahnya menggunakan jilbab…
Tarbiyah membuat akses jaringan ukhuwah semakin luas, hingga mendunia… islam itu bersaudara jika saudara yang satu terluka dan punya masalah maka saudara yang lain juga akan ikut merasakan dan berusaha membantu untuk menghilangkan rasa sakit itu (mencarikan solusinya),,, walaupun kita tidak perna bertemu dan saling mengenal tapi dengan keterikatan hati sperti dalam do’a robitoh yang dilantukan setiapa pagi dan petang… bisa mengakses itu semua dengan jaringan Allah SWT info itu bisa sampai dan dengan izin Allah semua dapat diselesaikan dengan baik.(end)
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa dalam taat kepada-Mu, telah bersatu dalam dakwah pada_Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Teguhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati kami dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan iman kepada-Mu dan indahnya bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati ini dengan ma’rifat kapada-Mu.”
By:Yuliati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar