Jatuh Bangun Ku Mengejar –Mu
Bercerita tentang liqo, sepertinya tidak bisa satu malam. Malah bisa bisa menghabiskan berlembar – lembar kertas dan berbotol – botol tinta nih, wuih.. segitunyanya???? Ya ialah…. seribu satu cerita dan cinta ada di sana, terkadang secuil dukapun terselip dibaliknya, hik…!
Liqo apaan sih???, duduk - duduk di bawah pohon atau sekedar buat lingkaran, “cipika cipiki” lalu bubar? tauk ah buram..! itulah bisikan hati saat pertama kali saya mendengar kata dan ajakan liqo. Awalnya pakai istilah mentoring tapi ujung – ujungnya itu juga sih kata si kakak berjilbab lebar plus kaos kakinya. Nah mau tau ceritanya, kok bisa bisanya saya malah ikutan buat lingkaran…??? Ini dia, yuk kita simak….!!!
Saya adalah pendengar setia sebuah stasiun radio di kota tempat saya tinggal, entahlah ga tau kenapa, kayaknya asyik aja kalau mendengar acara-acara di radio sambil baca baca dari buku pelajaran sampai novel best seller. Bahkan saking sukanya saya malah pernah bercita-cita menjadi penyiar radio, mengalahkan cita – cita utama saya untuk menjadi guru teladan, he he….(Amien… Ya Allah).
Di tengah asyik – asyiknya dengar radio, tersiarlah iklan yang paling ok, bahkan iklan ini ternyata menjadi salah satu penyebab saya bisa berada di barisan ini, barisan apa coba?. Yup benar, anda pasti tau…!!! “ Ikutilah pesantren ramadhan dengan kegiatan yang OK punya dan tiada duanya, selama satu minggu, makan dan penginapan ditanggung panitia, Ayo buruan…. peserta terbatas!!!” Nah, begitulah kira – kira isi iklan radio tersebut. Ada pesantren selama seminggu gratis, wah enak banget.
Saya penggemar pesantren kilat, tentu sangat tidak ingin ketinggalan agenda yang satu ini, dengan izin orang tua, saya mendaftarkan diri lewat telfon, walaupun belum tau masjid tempat pelaksanaan dan siapa panitianya, yang penting daftar dulu sebelum terlambat.
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, Namun ketika mau berangkat ternyata tidak satu orangpun yang bisa mengantar. Duh….gimana ini? Sebentar lagi acara akan dimulai, lokasi acara dari rumah saya lumayan jauh, hamper setengah jam perjalanan. Sedihhhh…!!! Akhirnya saya disuruh mama untuk minta tolong ke sepupu. Alhamdulillah ada, kamipun berangkat dengan motor ke tempat acara pesantren kilat………….”Pesantren…..I am Coming” berbunga bunga hati ini.
Tiba-tiba, duk…duk…..duk…, eh apa itu? Masya Allah…… motornya mogok, oh tidaaaakkkkkk, gimana sih..?? kok bisa mogok begini…Ayo donk telat nih….!!Tak terasa air mata memanas mengaliri pipi, saya sedih takut ga bisa ikutan pesantren kilat. dimulai dari tidak ada yang mengantar, sampai mogok begini, lagi lagi sediiiihhh!!! Tapi emang luar biasa, Allah maha penyayang apalagi kalau kita punya tekat kuat, tak berapa lama ada mobil tetangga yang lewat, dan memberi saya tumpangan walaupun tidak sampai betul ke lokasi, tapi tidak apa –apa, ini aja sudah syukur. Saya lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit (hmmm cape? lumayan…!).
Namun rasa letih jalan kaki lenyap dan menguap begitu mendapatkan sambutan hangat dari kakak kakak panitia yang tertutup sampai ke ujung kaki, kayak anak sekolahan aja pakai kaus kaki. Mereka semua ramah-ramah dan lembut, pokoknya beda deh dengan yang lain. Di tambah lagi ruangan yang sejuk dan hadirnya jus buah, segeerr….!
Dari sinilah bermula semuanya, saya jadi mengerti kenapa harus berkaus kaki, kenapa jilbab mereka juga agak berlebih, dan masuk akal kok. Akhirnya saya mulai mengenal mentoring dan itu dia ternyata di sini juga dengar kata kata liqo. Inilah pesantren kilat yang paling mengesankan di antara sekian banyak pensantren kilat yang pernah saya ikuti, Ada “sesuatu” di sana, dan sesuatu itu menentukan pribadi masa depan saya. Meskipun saat itu saya belum begitu mengikrarkan diri untuk ikut-ikutan. Tapi satu hal yang pasti, memori saya menyimpan setiap keindahan yang terjadi di pesantren kilat.
Hari terus berganti, kesibukan pun tidak pernah berkurang, mentoring mulai terlupakan tapi saya yakin saya tetap menyimpan kenangan di pesantren kilat ramadhan kala itu. Sampai akhirnya saya memasuki dunia kampus dan ternyata di kampus saya kembali menemukan pribadi-pribadi menawan sama seperti saat saya ikut pesantren kilat dulu. Memori saya kembali berputar untuk mengingat kata-kata liqo dan mentoring.
Sambutan luar biasa juga saya terima dari kampus tempat saya kuliah, taanpa pikir panjang saya pun dengan senang hati mengikuti jejak mereka, tentu saja masih dengan style yang saya punya “suka-suka”. Dengan senantiasa mengamati dan mengikuti apa yang ada disekitar dan mengapa saya berada disini. Ya hitung-hitung analisis SWOT dululah….!
Inilah saatnya untuk menentukan bahwa saya akan menjadi bagian dari barisan ini, berawal dari sekadar ikut-ikutan sampai menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan dalam perjalanan percarian kebenaran yang hakiki.
Dari diri saya sendiri saya rasakan perubahan-perubahan mendasar, meskipun saya tidak pernah mau berubah drastis, semua serba pelan-pelan sampai saya mengerti betul apa dan untuk apa saya lakukan perubahan, dan teman-teman pun tidak terlalu kaget dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Mulai dari cara berpakaian, bergaul, dan aktifitas yang saya ikuti sampai ritual ritual pribadi seperti sholat, shoum, dan yang lainnya. Ternyata, Subhanallah ada nuansa berbeda yang saya rasakan. Terasa beda sholat ketika kita sudah paham jika dibandingkan hanya sekedar kewajiaban. Begitu juga aktifitas lainnya, mulai ada “sesuatu” di sana. Inikah yang dikatakan HIDAYAH itu?
Lalu apa sih enaknya bergabung? Wah ternyata luar biasa……. banyak pertolongan-pertolongan yang saya dapatkan tanpa menduga sebelumnya. Kalau menurut saya sih…, yang paling terasa adalah persaudaraan yang begitu indah dan membuat betah.
Pernah suatu ketika saya berangkat ke Jakarta berdua dengan teman mewakili sebuah organisasi, kami belum pernah ke Jakarta dan hanya tau kotanya dari televisi. Bisa di bayangkan bagaimana nasib kami di sana tanpa sanak family. Tapi apa yang terjadi, dengan identitas kami sebagai bagian dari barisan “melingkar” tadi, berbagai kemudahan kami dapatkan, saudarapun jadi banyak, padahal baru kenal……..pokoknya luar biasa deh……(rugi yang ga nyoba).
Belum lagi hal hal lain yang bisa saya dapatkan, senyuman manis dari para jilbaber meskipun tidak kenal, wuss, sejuknya…..!!!!. Tumpangan-tumpangan gratis di kala kritis, he he…! Sepertinya terlalu panjang untuk diceritakan semuanya, takut yang lain ngiri.
Dunia kampus berjalan begitu indah, secara pribadi pun terasa perubahan-perubahan ruhiyah yang sangat fenomenal. Akhirnya saya berani mengatakan ini adalah HIDAYAH, yang mungkin saja tidak datang dua kali.
Perjalanan terus berlanjut, saya ikuti irama yang terjadi. tapi indahnya sebuah irama, ketika bergabungnya nada yang berwarna-warni. begitu juga perjalanan liqo saya, ada masanya di puncak kecemerlangan dan ada saatnya juga menepi ke pinggir jurang. Tapi persaudaraan yang terjalin luar biasa mampu menarik kembali mendaki puncak.
Belum lagi mungkin kekecewaan-kekecewaan yang hadir atas ketidakpuasan terhadap sang Murobbi, tingkah laku sang murobbi yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkan, Murobbi yang ga mau melek zaman dan hal – hal lain yang terkadang bisa melunturkan semangat. Kurangnya Apresiasi dan koordinasi yang lemahpun ternyata bisa membuat macet.
Tapi itulah irama yang berjalan, terasa indah dengan naik turunnya nada. Terpulang ke pribadi kita sendiri. Saya sudah memastikan akan berjalan di garis ini, karena hidup ini adalah pilihan. Inilah pilihan hidup saya yang menghadirkan sebuah “ Cendramata” yang teramat indah.
Ternyata perjalanan turun naiknya semangat liqo menjadikan sarana pendewasaan, Banyak hal yang saya dapatkan di jalan ini, kebersamaan, ukhuwah, cita-cita dan cinta. Mulai dari seorang diri sampai menjadi makmum seorang pendamping hidup yang juga memilih untuk Tsiqoh di lingkaran ini.
Terima kasih ya Allah, meskipun Jatuh bangun ku mengejar-Mu, tapi tetap kau sinari dengan cahaya Hidayah-Mu, jadikan hamba dan keluarga hamba serta orang di sekitar hamba untuk tetap memilih jalan-Mu, yaitu jalan yang dilewati oleh para nabi dan rasulmu pilihan-Mu. Amien Ya Allah…!!
by Resti
ry.resty@gmail.com
Penulis adalah seorang Guru sains di SD Sains Tahfizh islamic Center. Beliau juga seorang Manajer rumah tangga / Ibu dengan satu putri. Bu Guru resti pernah menjadi penyiar radio Robbani FM pekanbaru dan sebagai MC dalam berbagai acara. Sekarang Bu Guru ini melanjutkan study S2 di Universitas Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar