KATAPENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya serta pertolongan-Nya saya dapat sedikit menulis artikel ini. Shalawat dan salam-Nya mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kepada tabi`it-tabi`innya.
Dalam artikel ini, menjabarkan tentang perjalanan halaqah saya dan kisah-kisah motivasi dari sang murabbi dengan harapan semoga bias menjadi inspirasi atau motivasi pembaca dalam mengeluti medan dakwah demi tercapainya tujuan dakwah Islamiyah.
Dalam menulis artikel ini, penulis menyadari jauh dari kesempurnaan baik dalam penempatan kata maupun cara penyusunannya, untuk itu penulis menunggu saran atau koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan dating,Atas perhatian pembaca saya ucapkan banyak terimakasih.
Bandar Pedada, 16 November 2011
Sosok seseorang yang lahir dan tumbuh dari keluarga yang sederhana, memiliki karakter pendiam, pemalu, mengeluarkan kata-kata dengan hati-hati, tindakan yang ditampilkan hasil dari proses pemikiran yang matang yang memiliki nilai positif, selalu terpanggil untuk mengikuti seruan kebaikan baik itu ceramah, pengajian dan semacamnya yang berbau islam gitu.., sampai-sampai punya impian menjadi seorang da’i tentunya da’i yang tidak hanya berdakwah sebatas lisan saja tetapi da’i yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai dakwah dimasyaraka. Tetapi jika dilihat dari bekal ilmu, kata orang “jauh panggang dari api” karena saya sangat miskin ilmu islam, bukan anak pesantren, ngaji pun sebatas baca Al-qur’an, tetapi dibalik ini semua apa yang telah terungkap diatas saya yakin itu merupakan cahaya ILLAHI menerangi sudut hati ini yang rindu pada nila-nilai kebaikan dan satu keyakinan bahwa ALLAH tidak pernah tidur mengurus hambanya pasti memberi jalan untuk meraih impian itu kata orang bijak “seribu jalan menuju roma”.
Ketika media sibuk memberitakan pembantaian, penganiayaan, fitnah, peyerangan yang dilakukan kaum yahudi beserta sekutunya terhadap umat islam di beberapa Negara, hati ini terhenyak pilu dan sedih yang sangat mendalam apa lagi ketika melihat tayangan korban pembantaian, penyerangan, diri ini tidak mampu berbuat apa-apa selain tetesan air mata dan do’a yang ku panjatkan kepada ALLAH Yang Maha Kuasa. Sesekali diri ini meratap “adakah yang bisaku lakukan untuk saudaraku……. ”Pantaskah kita bersikap masa bodoh apa yang telah terjadi pada saudara kita…..” Astagfirullah…. Rasullah SAW ber pesan “ muslim itu bersaudara ibarat satu tubuh apabila salah satu anggota tubuh itu tersakiti maka seluruh turut merasakan”.
Diri ini semakin sedih, mengapa kebanyakan orang terlena dengan ketentraman dan keamanan lingkungan mereka, mereka tidak merasa terusik sedikit pun dengan fitnah, pembantaian, penyerangan kaum zionis terhadap saudara seakidah, mereka termakan oleh pemahaman zionis dengan dalih nasionalisme, masa bodoh dengan Negara lain. Diri ini bertanya “adakah yang masih peduli dengan ukhuwah islamiah ……??”, harapan bertemu dengan orang-orang sepaham dan peduli dengan ukhuwah ilmiah akan aku tanam dalam hati dan do’a selalu ku panjatkan demi harapan ini.
September 2007 saya melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Medan yang mana pasti menghadapi hal-hal yang baru ditambah medan terkenal kehidupan dan pergaulan yang keras membuat hati ini semakin bimbang “ takut diri ini semakin hancur ditelan pergaulan medan” karena menyadari pondasi iman yang lemah. Meski diliputi kebimbangan kaki ini tetap melangkah diiringi do’a dan harapan “ Semoga ALLAH mempertemukan saya dengan orang-orang baik yang bias membimbing saya amin……dan harapan rindu akan ukhuwah islamiah tetap tertanam dalam hati”.
Segala puji hanya bagi ALLAH Tuhan semesta alam yang telah mengabulkan do’a hambanya, saya dipertemukan dengan orang baik dan kami bertemu di Mushalla “mebuat hati ini semakain yakin dialah titipan ALLAH buat saya yang akan membimbing untuk mencapai harapan”.
Malam itu saya di ajak pengajian dimushalla, tanpa komentar kemudian saya mengikuti dengan polos, saya di antara lingkaran jamaah pengajian dari awal saya menemukan hal-hal yang baru pada proses pengajian itu, mulanya saya hanya tahu pengajian itu sebatas baca Al-Qur’an satu-dua halaman setelah itu pulang tetapi dipengajian ini dari mula bertatap muka saya sudah menerima sedekah senyum dari setiap jamaah membuat saya merasa dekat dengan jamaah, kemudian memasuki pembukaan pengajian diiringi dalil-dalil, semangat saya terpacu untuk tetap berada dijamaah, kemudian tilawah Al-Qur’an di baca secara giliran keliling merasakan betul rahmat ALLAH yang telah dijanjikan itu, setelah selesai disambung dengan kilasan dari ayat menambambah pemahaman saya tentang kandungan ayat Al-Qur’an. Setelah itu disambung dengan ulasan sebuah hadist dengan uraian yang sangat bermakna dan memperkaya pengetahuan saya tetang hadist, kemudian memasuki acara inti yaitu materi/ taujih oleh murobbi , beliau menyampaikan dengan penuh makna dimulai dari pembukaan dengan motivasi-motivasi yang membuat saya lupa akan kepenatan dan uraiyan materi menambah pemahaman serta memperkaya ilmu agamaku, kemudian setelah selesai semuajamaah memperkenalkan diri sesi `ini membuat saya merasakan kedekatan dengangan para jamaah dan keyakinan ini semakain tebal bahwa inilah jamaah yang saya rindukan itu yang menjunjung tinggi nilai ukhuawah islamiyah.
Setelah aktif dihalaqah, begitu banyak pelajaran dan pemahaman yang saya dapatakan terutama dari sang murobbi, karena kebiasaan beliau setiap pembukaan taujih selalu menekankan kepada mutarabbinya untuk meluruskan niat pada setiap amalan khususnya dalam mengikuti halaqah karena iman, niat dan amal sangat menentukan tercapai tujuan halaqah yakni terciptanya kader dakwah yang siap ditampilkan dimasyarakat, sebagai mana Hadist Rosullah SAW yang disusun oleh Imam Nawawi di dalam kitab karangannya yang bernama Matan Arba'in," Dari Amirul Mukminin Umar Al-Khattab r.a katanya : " Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : - ' Hanyasanya amalan-amalan itu adalah ( bergantung ) kepada niat, dan hanyasanya bagi setiap manusia itu apa ( balasan ) yang diniatkannya. Maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia yang ingin ia memperolehinya atau kerana seorang perempuan yang ingin ia menikahinya, maka hijrahnya itu adalah atas apa yang ia berhijrah kerananya.'
Dari hadist diatas membuat saya semakin paham bahwa bisa diibaratkan niat sebagai mesin dan pengendali kereta api sedangan amal ibarat gerbong kereta api yang siap dibawa kemana-mana kemudian iman ibarat rel yang berfungsi sebagai jalan dan petunjuk menuju setasiun ALLAH dan Rasullah, jika rel iman ini tidak selalu dijaga dan dirawat dia akan rapuh hingga memastikan kereta beserta gerbongnya tidak selamat, terhenti bankan masuk kedalam jurang kehinaan tetapi jika rel iman tetap dijaga da dirawat diaakan mampu menghantar kereta niat beserta gerbong amal sampai di setasiun ALLAH dan Rosulnya.
Jadi imanlah yang paling utama yang perlu rawat, kita jaga kesuciannya sehingga mampu mengeluarkan benih-benih niat yang baik, dari benih akan tumbuh dan membentuk pohon amal yang kokoh hingga kita dapat merasakan manisnya buah amal yang dibuahi oleh pohon amal yang kokoh itu.
Satu ayat yang menggetarkan relung hati ini yang menumbuhkan kerinduan akan pujian ALLAH kepada saya yang menyandang prediket “umat terbaik dari sekian banyak umat manusia apalagi pujian itu berasal dari sang pencipta alam semesta beserta isinya, apa mungkin kita tidak merindukannya…???”
Firman ALLAH SWT: Wal takum minkum ummatuy yad’una ilal khoir. Atau dalam firman-Nya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Inilah salah satu ayat yang menjadi bahan bakar semangat saya untuk tetap istiqomah Insaallah dalam jamaah halaqah, suatu jamaah yang mampu memupuk keimanan saya dan merealisasikan predikat saya sebagai “Kuntum khoiro ummati”,karena jamaah ini adalah jamaah yang mampu membentuk kader-kader dakwah yang sejati siap ditampilkan untuk umat manusia yang senantiasa menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran serta mampu menampilkan keperibadian Islami untuk dicontoh. Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna, "Antum ruhun jadidah tarsi fi ja-sadil ummah". Kamu adalah ruh baru, kamu adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh ummat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al-Qur’an.
Ada kata-kata sang murabbi yang membekas diingatan karena kebiasaan beliau selalu diawal taujihnya memberikan pemahaman yang mendalam sekilas halaqah, beliau mengatakan “halaqah merupakan charger keimanan kita” karena halaqah merupakan bertemunya beberapa individu yang bertemu karena ALLAH dan halaqah merupakan suatu majlis yang dimuliakan oleh ALLAH SWT yang begitu banyak paedah dan ganjaran pahalanya diantaranya “malaikat akan senantiasa memohon ampunan dari awal hingga akhir majlis”.
Hati ini semakin yakin setelah kata-kata itu terbukti, ketika sibuk pada urusan struktur pengjian kami terhenti untuk beberapa bulan, hal ini bedampak besar bagi saya terutama dari segi Iman terasa betul mengalami penurunan dan dalam kondisi inilah yang beresiko sebagai mangsa jebakan/perangkap duniawi kemudian siap menyeret kelembah jahiliyah. Tak bias dipungkiri saya selangkah demi selangkah sadar/tak sadar saya terseret dalam kesibukan dan keasyikan duniawi, dibalik ini semua saya bersyukur kepada ALLAH yang masih menjaga hati ini, rasa rindu ukhuawah masih mengelora dalam dada serta hasrat bertemu teman sehalaqah begitu besar.
Setelah aktif kembali berhalaqah begitu terasa perubahan pada diri saya semangat dakwah meningkat, kekokohan iman kembali memberi efek ketentraman jiwa, dan kedekatan ukhuwah menumbuhkan pohon kebahagian yang selalu dihiasi bunga-bungan kasih saying dan cinta karena ALLAH Insyaallah, ini merupakan buah dari halaqah hingga bias dikatakan “Halaqah merupakan Charger Iman kita”.
Ini merupakan suatu ungkapan yang sangat luar biasa memotivasi saya dijalan dakwah ini, ungkapan yang saya peroleh dari sang murabbi dan keyakinan ini semakin kuat ketika beliau menyampaikan contoh keteladanan generasi pertama islam ditambah dengan cerita beliau sendiri dalam menggeluti dunia dakwah, salah satu cerita beliau yang sangat menginspirasi “Beliau telah terjun kedunia dakwah ini sejak sekolah, begitu banyak yang harus beliau korbankan, baik dari segi waktu, bersenang-senang seperti kebanyakan anak-anak pada masa puberitas, tetapi ALLAH tidak tidur, ALLAH maha meliahat apa yang kita kerjakan dan jangan merasa sia-sia /takut berkorban karena ALLAH “ujar beliau” uangkapan yang sangat berkesan bagi saya, terbukti ALLAH tetap menjaga pretasi beliau kemudian setelah selesai sekolah beliau langsung diambil oleh perusahaan percetakan Amerika ternama di Jakarta, ini merupakan anugrah ALLAH sekaligus cobaan bagi saya “ujar beliau” berselang beberapa bulan bekerja beliau memutuskan berhenti berkerja karena waktu dakwah beliau tersita oleh jam pekerjaan diperusahaan itu, ini merupakan keputusan yang sangat luar biasa beliau harus mengorbankan pekerjaan yang nilai gaji jutaan…!! Dengan sikap tawakal dan dengan keyakinan bahwasanya ALLAH pasti mengganti itu semua LEBIH BAIK LAGI. Berselang beberapa bulan terbukti beliau mendapat pekerjaan dipercetakan KOMPAS Medan. Bukan perkerjaan saja yang beliau dapatkan tetapai ALLAH mengabulkan dari 100 Impin beliau diantaranya naik pesawat, kedanau toba, pekerjaan, kereta, Istri dan sebaginya.
Hal yang sama terjadi pada diriku ketika menggeluti dunia dakwah, “ pengorbanan waktu untuk dakwah harus saya lakukan disela-sela rutinitas saya sebagai mahasiswa, rintangan dan pengorbanan semakin besar ketika pengajian / liqa’ diluar komplek kampus dimana saya harus berurusan dengan pihak keamanan kampus karena pulang kemalaman dan tidak jarang saya harus manjat pagar karena gerbang sudah tutup dan banyak lagi rintangan /pengorbanan yang harus saya lewati tetapi tidak menyurutkan semangat saya dan tetap istiqomah dalam dakwah ini. Dibalik kesibukan dakwah tidak memperburuk prestasi saya meski dilihat dari segi teori saya hanya tergolong menengah keatas tapi peraktek di Rumah sakit saya terdepan dari teman-teman dan saya sadar bahwa ini merupakan anugrah ALLAH yang telah dijanjikan itu.
Setelah selesai kuliah sebelum wisuda saya dan dua orang teman saya ditawari kerja di Rumah sakit “emang gak terlalu besar ya tipe C dengan gaji kecil” tetapi tetap saya syukuri karena saat itu teman yang lain pada sibuk mencari pekerjaan ‘kalau saya kerja yang dating’, dibalik anugrah ini saya harus menghadapi rintang baru yaitu perjalanan ke tempat liqo’/ pengajian yang jauh memakan waktu bebrapa jam dan menggunakan angkutan kota tiga kali sambung,yaa..lumayan menguras saku. Hal tetap saya lewati dengan iringan do’a semoga diberi kesabaran .
Berselang beberapa bulan ALLAH menjawab do’a dan membalas pengorbanan saya, saya diterima disalah satu Rumah sakit ternama di kota Medan dan begitu banyak kemudahan, dari segi gaji sekarang lebih tinggi, jarak tempuh tempat liqa’ semakin dekat dan tidak jarang saya diantar jemput sama temen liqa’ dan banyak lagi, inilah segelintir bukti kemurahan ALLAH SWT.
BY Musnizar AMK sabak auh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar